Pendidikan dan Ki Hajar Dewantara

Tanggal: Senin / 02 Mei 2022
pendidikan-dan-ki-hajar-dewantara

Pendidikan nasional menjadi tujuan yang sangat penting bagi pemerintah. Melalui pendidikan nasional, akan membantu mencetak generasi handal. Sebagai negara berkembang, tidak heran jika pendidikan nasional mengalami permasalahan. Beberapa tahun lalu, pendidikan nasional masih menegaskan bahwa wajib belajar hanya 9 tahun saja. Diharapkan, dengan wajib belajar ini dapat meningkatkan kemajuan di bidang pendidikan secara administratif. Pendidikan nasional akan tercapai jika kualitas sumber daya manusia dan mentalitas sumber daya manusia memiliki integritas dan pemikiran cerdas.

Pengertian pendidikan nasional memang memiliki beberapa versi, tergantung dilihat dari perspektif mana. Salah satu dilihat dari Undang-undang 20 tahun 2003 pendidikan nasional secara garis besar mengulas tentang sistem pendidikan nasional.

Yang mana di pasal 3 disebutkan bahwa pendidikan nasional memiliki tujuan untuk mengembangkan potensi peserta didik agar menjadi manusia yang bertakwa kepada Tuhan Yang Maha Esa, memiliki kecakapan, kreatif, mandiri, sehat, berilmu, berakhlak mulia dan tentunya bisa menjadi warga Negara yang demokratis dan bertanggung jawab.

Menurut Bapak Pendidikan, Ki Hajar Dewantara menyatakan pendidikan sebagai proses dari tumbuh kembang anak. Intinya, pendidikan dapat menuntun setiap kegiatan alam yang pada pada diri peserta didik. Jadi, kita sebagai manusia dan anggota dari masyarakat dapat mencapai kebahagiaan dan keselamatan tertinggi dalam hidup.

Fungsi pendidikan nasional memang sangat menjadi perhatian utama. Tidak hanya untuk pemerintah saja, saat musim pencalonan diri, pendidikan pun dijadikan salah satu alat untuk mengumbar janji ke masyarakat, agar dipilih. Dari sini menunjukan bahwa pendidikan masih menjadi poin penting ddan kesadaran masyarakat terhadap dunia pendidikan pun juga sudah baik. 

Sistem pendidikan nasional yang memiliki tujuan tersendiri. Sistem ini merupakan upaya terencana dalam mewujudkan suasana pembelajaran dan proses terbaik supaya pelajar aktif Indonesia mau mengembangkan potensi yang tertanam dalam dirinya. Dengan adanya sistem pendidikan ini, para pengajar diharapkan mampu mendukung peserta didik dalam memiliki kecerdasan, pengendalian diri, akhlak, maupun pengendalian diri yang sangat bermanfaat bagi kepentingan diri sendiri, serta masyarakat.

Ki Hajar Dewantara selalu menerapkan tiga semboyan dalam pengajarannya di Taman Siswa pada khususnya. Secara filosofis semboyan ini menerangkan tentang peranan seseorang. Semboyan ini berasal dari bahasa Jawa yang berbunyi : 

1. Ing ngarsa sung tuladha, artinya ketika di depan kita harus memberi contoh atau suri teladan bagi mereka yang berada di tengah dan belakang.

2. Ing madya mangun karsa, artinya ketika di tengah kita harus bisa memberikan semangat untuk kemajuan.

3. Tut wuri handayani, artinya ketika di belakang kita harus mampu memberikan dorongan.

Pada kesempatan ulang tahun Taman Siswa yang ke-30, Ki Hajar Dewantara mengatakan:  "Kemerdekaan harus dikenakan pada cara berpikir anak-anak, yaitu mereka  tidak boleh menjadi "perintis" atau memberi tahu mereka  untuk mengakui pikiran tetapi  biasakan anak-anak untuk menggunakan semua pengetahuan mereka sendiri.

Maksud dari pernyataan Ki Hajar Dewantara dengan jelas apa yang seharusnya timbul dari proses pendidikan, agar anak mampu berpikir sendiri. Dengan demikian, siswa menjadi orisinal dalam berpikir dan bertindak.

Bapak Pendidikan Nasional berpendapat  bahwa ukuran keberhasilan sebuah pendidikan,  adalah ketika anak mampu mengenali  tantangan yang menanti mereka dan tahu bahwa mereka harus mengatasinya.